ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT DATANG DI RS. AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA, Alamat : Jl. Jend. M. Jusuf No. 57 A Makassar, Telepon : (0411)3617343,3620279,3620280, Fax : (0411)3613914. SEMOGA LEKAS SEMBUH

Saat Peresmian Renovasi Pertama

GENDANG tradisional Bugis-Makassar bertalu-talu dipukul Menteri Kesehatan, Sujudi, sekitar pukul 10.00 Wita, Sabtu (13/11).Tepuk tangan hadirin bergemuruh panjang. Jenderal TNI (Purn)Muhammad Jusuf bersama istrinya, Ny. Elly Jusuf, menebar senyum. Itulah peristiwa kecil yang menandai peresmian selesainya renovasi Rumah Sakit Akademis (RSA) Jaury Ujungpandang, milik Yayasan RSA Jaury yang diketuai mantan Ketua Bepeka, M Jusuf. Kendati renovasi dilakukan besar-besaran dan menelan dana tidak kecil, acara itu tetap sederhana -- sesederhana orang yang punya hajat.


Tidak ada tumpukan kembang kiriman ucapan selamat. Acara juga hanya digelar di sebuah ruang yang tidak terlalu besar, namun bersuasana lapang. Di situ, hadir Menteri Negara Perencanaan Nasional/Ketua Bappenas Ginandjar Kartasasmita dan Men-PAN T.BSilalahi. "Mereka datang bukan sebagai menteri, tetapi saya undang sebagai pribadi, adik saya," ujar M Jusuf.

***


KETIKA menyampaikan ucapan terima kasihnya, Jusuf menguraikan kembali riwayat singkat rumah sakit yang dibangun semasa ia menjabat Panglima Kodam XIV Hasanuddin. "Rumah sakit ini dibangun tahun 1962 dari uang simpanan sebesar Rp 250.000. Uang simpanan itu sejak saya berpangkat kapten," ujarnya dalam logat Bugis yang khas. Ia menguraikan tiga misi pembangunan RS itu sejak awal. Pertama, sebagai memorial hospital untuk mengenang putra tunggalnya, Muhammad Jaury Taufiek Jusuf Putra (9 Desember 1954 - 31 Oktober1960). Kedua, sebagai rumah sakit akademis bagi mahasiswa kedokteran Universitas Hasanuddin (teaching hospital). Ketiga, tempat pertolongan bagi masyarakat yang memerlukannya, tanpa memandang golongan, keturunan, pangkat atau kemampuan membayar.


Sebagai anak tunggal, tentulah Jaury menjadi kesayangan keluarga. "Sudah takdir Tuhan, anak itu harus meninggal. Begitu sehat, tidak pernah sakit," kenangnya. Dipaparkan, kematian Jaury yang tragis akibat buruknya kondisi pelayanan kesehatan waktu itu.


Tetapi sebagai memorial hospital, bukan sekadar mengenang kepergian Jaury. Lebih dari itu, suatu memorial atas upaya"memerangi" kondisi buruk pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk saat itu dan jauh ke masa depan. Sebab ternyata -- ketika itu -- serum yang disuntikkan ke dalam tubuh Jaury, adalah serum yang sudah expired, kedaluwarsa, sejak satu tahun.


"Ini suatu pelajaran. Sehingga saya putuskan, kita harus bangunrumah sakit di mana semua manusia bisa mendapat perawatan yangbaik," ujar Jusuf mengenang.


Tahun 1962 itu juga, mahasiswa Fakultas Kedokteran UniversitasHasanuddin Ujungpandang masih kesulitan tempat praktek. Mereka haruske Surabaya dan Jakarta, yang berarti butuh biaya besar. Mereka ini,kata Jusuf sambil menunjuk ke sejumlah dokter yang hadir, tahunyaribut-ribut saja di universitas, tapi kantungnya kosong. Jadi selainmemorial hospital, juga sebagai tempat praktek bagi mahasiswa Unhas(teaching hospital - rumah sakit akademis).


"Inilah niat saya membangun rumah sakit ini. Tak pernah ada niat supaya nanti kita jadi kaya," katanya menegaskan.


***


DALAM usia 31 tahun, RSA Jaury yang peletakan batu pertamanya dilakukan sendiri oleh M Jusuf, 10 Juli 1962, ketiga misi yang dicanangkan semula tak pernah bergeser. Sebagai RS Akademis, sampai tahun 1993 ini sudah mencatat 1.800 orang dokter lulus berkat kehadirannya. Banyak di antara mereka kembali mengabdi di sana.Secara de facto, RSA Jaury adalah rumah sakit akademis satu-satunya bagi FK Unhas. Tetapi sejak awal Jusuf bertekad tidak akan memintabantuan dari pemerintah.


Sebagai tempat untuk memberi pertolongan bagi masyarakat yang memerlukannya, RSA Jaury telah menolong ribuan orang yang sakitnamun tidak mampu berobat di rumah sakit swasta lainnya. Atau,mereka yang tidak memperoleh tempat perawatan di rumah sakitpemerintah. Banyak pasien datang dari wilayah pedalaman mendapatpengobatan yang maksimal di sini, tanpa harus membayar uang mukaperawatan. Tidak ada istilah pasien ditolak karena tidak punyabiaya. Jusuf merinci, rata-rata 42 persen dari total pasien yangdirawat, tidak mampu membayar pengobatannya.


Mungkin ini suatu hal yang mustahil -- terutama rumah sakitswasta yang berorientasi bisnis -- untuk menghidupi diri. Tetapiresep dari manajemen adalah back to basic mission. Kembali pada misisemula yaitu memprioritaskan pemberian pertolongan tanpamempertimbangkan biaya yang harus ditanggung. Tekad tanpa pamrihJusuf itu, diikuti pula para dokter dan paramedis yang mula-mulabekerja di situ. Tiga puluh tahun sesudah peletakan batu pertama,Prof Dr Ma'roef yang juga turut membidani kelahiran rumah sakit ini,menceritakan betapa para dokter dan paramedis itu bekerja tanpamenuntut honor atau gaji yang memadai.


Bukan berarti manajemen RSA tidak ditata baik. Denganpengaturan yang ketat disertai semangat pengabdian tanpa pamrih, RSAJaury sudah dikategorikan RS swasta self-sustain sejak tahun 1970.Bisa beroperasi dari pendapatannya sendiri. Sejak dioperasikan pertama kali tahun 1963, secara parsial memang selalu ditambah peralatannya. Namun itu tidak dapat mengikuti laju kebutuhan masyarakat. Calon-calon dokter dari FK Unhas yangberpraktek di sana pun kian banyak. Karenanya, Jusuf memancangkan renovasi besar-besaran tahun1991. Hampir semua gedung dan bangunan di atas lahan tiga hektar itu diruntuhkan secara bertahap kemudian dibangun kembali sesuai syarat sebuah RS yang baik.


Sejak awal prinsipnya, RSA Jaury "tabu"membangun secara vertikal. Ini memungkinkan karena lahan di pusat kota yang dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat dari seluruh penjuru kota itu, masih cukup luas. Juga karena pertimbangan faktor lingkungan yang nyaman. Ruang rawat inap yang dikelilingi lingkungan nan hijau, jauh lebih manusiawi dibandingkan dinding-dinding beton dari bangunan multitingkat.


Menurut Ketua Yayasan, lingkungan yang hijau dan teduh, merupakan bagian dari proses terapi juga. Itu pula sebabnya ruang-ruang rawat inap diberi nama-nama bunga. Sekaligus menghindarkan kesan perbedaan kelas bagi pasien. Sebanyak 198 tempat tidur yang dimilikinya, hanya tersedia 24 tempat untuk kategori VIP. Kalau rumah sakit swasta lain memberikan 25 persen pelayanannya kepada masyarakat yang kurang mampu, menurut Menteri Kesehatan Sujudi, RSA Jaury merupakan RS pertama yang justru hanya memberikan 25 persen bagi masyarakat yang mampu.


***


RSA Jaury sudah memegang predikat terlengkap di kawasan timurIndonesia, sejak tahun 1970. Dan kini lompatan teknologinya semakincanggih. Alat seperti termography scanner (TC Scan) merek ShimadzuSCT-5000 yang dimilikinya, paling modern di Asia Tenggara. Ini bisa digunakan untuk meneliti bagian tubuh seperti otak hanya dalam waktu singkat karena mampu melakukan view (penganalisaan) sampai 800 buah setiap detiknya.


Peralatan modern lain seperti Blood Gas Analyser 288 yang mampumelakukan pemeriksaan gas darah, elektronit darah dan pH darah dalamwaktu relatif cepat. Juga memiliki Tred Mill T 600 yang jugadilengkapi ECG Sicard 460, dan alat observasi pencernaan dan paru-paru lebih teliti serta alat pencuci darah.


Obsesi Jusuf untuk melengkapi RSA Jaury dengan peralatancanggih bukan untuk menarik pemasukan dana. Tetapi lebih untukmemberikan pelayanan sesempurna mungkin sehingga para pasien daridaerah jauh di Sulawesi, Ambon atau malah Irian Jaya tidak perlu membuang ongkos lebih banyak jika harus ke Jawa.


"Masalah biaya peralatan yang mahal bukan pertimbangan utama. Yang paling penting adalah bagaimana peralatan modern itu bisa mengobati pasien." Begitu prinsip mantan menhankam/Pangab (1978-1983) itu.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, RSA Jaury telah menjalin kerja sama dengan Toyota Memorial Hospital, Nagoya,Jepang serta RSP Pertamina Jakarta. Para tenaga medis dikirim kesana untuk belajar. Kecuali itu, Jusuf menginginkan adanya center of medicalscience. RSA Jaury bukan saja tempat pelayanan kesehatan masyarakatdan praktek bagi calon dokter, tetapi juga menjadi pusat studi bagidokter yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilanprofesinya. Pusat studi kedokteran itu membentuk pusat informasikedokteran yang terdiri atas perpustakaan, dokumentasi danpenerbitan jurnal kedokteran RSA Jaury.


Kedua menyelenggarakan pelatihan di dalam maupun di luar negeri sebagai upaya kaderisasi dan kemampuan profesional. Dan seperti yang sudah dimulai dilakukanialah mengadakan pertemuan ilmiah. Forum itu, dijadikan ajang menambah dan berbagi ilmu. Adalah keinginan Jusuf untuk periode tertentu pihak RSA mengundang dokter yang berprestasi baik dan mengabdi di daerah terpencil untuk tampil membawakan karya ilmiahnya. Kalau ada makalah yang bermutu, atau dokter yang membawakan dianggap cemerlang, RSA Jaury akan memberinya beasiswa studi lanjut ke luar negeri.


Semangat, jiwa serta komitmen kerakyatan Jusuf masih terus menyala. Inilah mutiara asli dari timur, di tengah keadaan di mana banyak pelayanan sosial telah tergadai menjadi bisnis komersial.Jusuf tetap seperti yang dulu -- semuanya demi rakyat kecil.

(andi suruji)KOMPAS - Rabu, 17 Nov 1993

Trik-Tips Blog Trick Blog