ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT DATANG DI RS. AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA, Alamat : Jl. Jend. M. Jusuf No. 57 A Makassar, Telepon : (0411)3617343,3620279,3620280, Fax : (0411)3613914. SEMOGA LEKAS SEMBUH

SALAH KAPRAH TENTANG PENYAKIT SARAF

SALAH KAPRAH TENTANG PENYAKIT SARAF
Dr. Jani Tanumihardja,SpS
(Dokter Ahli Syaraf RS. Akademis Jaury Jusuf Putera)

Kemarin sore, saat praktik, kami mendapat kunjungan seorang penderita wanita berusia sekitar 60an tahun dengan keluhan kram-kram pada ke-2 kakinya. Penderita tersebut diantar oleh putrinya yang kebetulan pasien kami pula. Sejak awal pembicaraan, kami dapat merasakan adanya unsur penolakan pada wanita tersebut untuk diperiksa. Setelah kami melakukan penelusuran dengan hati-hati dan sabar akhirnya, sambil tertawa, putrinya mengakui bahwa sang ibu memang menolak ke dokter saraf karena “dia tidak gila.” Lebih lanjut sang putri bercerita bahwa ibunya merasa malu kalau dia diketahui berobat ke dokter ahli saraf karena dia cemas akan persepsi kenalan / kerabatnya bahwa dia akan dianggap menderita penyakit yang sejenis dengan “gila”. Walau sedikit terkejut, kami segera tersadar kembali bahwa memang masih ada anggota masyarakat, tidak hanya pada mereka yang sudah berusia lanjut tetapi juga pada mereka yang masih berusia muda, yang memiliki persepsi yang keliru tentang penyakit ini. Kami lalu teringat pada suatu pembicaraan dengan salah satu sahabat lama kami dan juga pada beberapa kesempatan lain dengan beberapa orang yang berbeda dimana penyakit saraf masih diidentikkan dengan penyakit akibat gangguan kejiwaan.

Hal ini mendorong kami untuk menulis dengan harapan dapat membantu masyarakat dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini sehingga pada saatnya mereka dapat membuat keputusan yang lebih terarah saat harus berobat.

Pertama-tama kita harus memahami fungsi saraf. Secara garis besar, ada 4 fungsi saraf, yaitu: 1) Kortikal luhur, 2) Pergerakan, 3) Sensorik, dan 4) Otonom.

Fungsi kortikal luhur yang paling mudah dipahami adalah kemampuan kita untuk menyadari keadaan sekitar kita, kemampuan berkomunikasi, berhitung, mengingat, membaca dan memahami apa yang dibaca, memahami peribahasa, mengenal dan mampu memperkirakan berat dan bahan benda yang ada dalam genggaman sekalipun dengan mata tertutup, memahami perintah, dll. Fungsi ini, untuk mudahnya, adalah segala sesuatu yang kita pelajari baik secara formal maun non-formal.

Fungsi pergerakan adalah fungsi dimana saraf kita mampu menggerakkan tubuh / anggota tubuh untuk bergerak sesuai keinginan kita. Jadi tangan kita, misalnya, tidak bergerak sendiri atau kelopak mata kita tidak berkedip-kedip tak terkendali.

Fungsi sensorik adalah fungsi saraf dalam menerima informasi dari luar, bisa berupa penglihatan (mata), perabaan (kulit), pengecapan ( lidah), pembauan = penghidu (hidung), pendengaran (telinga), nyeri, dll.

Fungsi otonom adalah fungsi saraf dalam mengatur gerakan organ-organ tubuh tertentu tanpa kita sadari, seperti jantung, pembuluh darah, berkemih, buang air besar, bergidik, adaptasi gelap terang, dll.

Walaupun ke-4 fungsi tersebut dibuat dalam pembagian yang jelas seperti diatas, namun dalam kenyataannya seringkali fungsi tersebut bertumpang tindih namun saling melengkapi. Pembagian tersebut hanya dimaksudkan untuk mempermudahan pemahaman pembaca tentang fungsi saraf.

Adanya gangguan pada salah satu fungsi tersebut berarti ada gangguan pada saraf. Masalahnya apakah gangguan tersebut bersifat primer atau sekunder ( dimana pangkal penyebab ada di organ lain ).

Gangguan fungsi saraf tersebut dapat terjadi tiba-tiba seperti pada kasus strok atau trauma kepala / tulang belakang saat terjatuh / kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan anggota gerak lumpuh separuh badan atau ke-2, atau bahkan ke-4 anggota gerak.
Gangguan fungsi saraf tersebut, dengan gejala yang sama, dapat pula berkembang secara perlahan-lahan (kronik), dimulai dengan gangguan sensorik, motorik, atau otonom.

Gangguan fungsi saraf :
Gejala gangguan fungsi kortikal luhur bisa berupa tidak bisa berbicara tetapi mampu memahami pembicaraan, tidak bisa berhitung, tidak memahami makna peribahasa sekalipun yang paling sederhana, tidak memahami apa yang dilihat atau didengar, tidak mampu mengikuti perintah, tidak mampu mengenal objek dalam genggaman, atau tidak sadar.

Gejala gangguan fungsi motorik adalah gejala yang dipahami masyarakat secara umum sebagai penyakit saraf, yaitu kelumpuhan baik pada satu, dua atau ke-4 anggota gerak. Bisa juga berupa wajah yang miring ke satu sisi, atau kelumpuhan jari-jari tangan / kaki. Selain itu bisa pula gerakan-gerakan yang berlebihan/ tidak terkendali atau bahkan kejang-kejang, dll.

Gejala gangguan fungsi sensorik bisa berupa rasa kesemutan / kram-kram, tiba-tiba tidak bisa melihat sejenak, penglihatan ganda pada keadaan kedua mata terbuka, hilang keseimbangan atau rasa berputar-putar, nyeri yang berkepanjangan, tidak mampu berdiri dengan baik., dll

Gejala gangguan fungsi otonom bisa berupa tidak bisa berkemih, tidak bisa buang air besar atau malah sebaliknya, berupa tidak mampu menahan berkemih, adapatasi terang gelap yang lembat, kulit yang kering, penglihatan gelap saat berubah posisi dari baring ke duduk atau dari duduk ke berdiri atau tiba-tiba pingsan saat berkemih.

Nah,.. sekiranya ada pembaca yang memiliki satu atau lebih gejala-gejala tersebut diatas dan masih bingung hendak berobat kemana, kami berharap tulisan ini dapat membantu anda. Namun demikian, pilihan dokter sebaiknya bukan hanya berdasarkan gejala-gejala ini saja, hubungan dokter penderita tetap hal yang sangat penting diperhatikan dalam penanganan penderita secara holistik / menyeluruh.

Trik-Tips Blog Trick Blog