Antibiotika: Ketergantungan Menguat

Kompas, Sabtu, 16 Juni 2012

Sebanyak 90 persen kebutuhan bahan baku obat-obatan untuk sebagian besar antibiotika dipenuhi lewat impor, terutama dari China dan India. Lemahnya industri farmasi menimbulkan ketergantungan kuat terhadap antibiotika impor. ”Amoksisilin, salah satu antibiotika yang penggunaannya secara nasional mencapai 1.000 ton per tahun, impor sepenuhnya. Industri dalam negeri yang mampu mencukupi 300 ton per tahun selama dua tahun terakhir sudah tutup,” kata Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bambang Marwoto, Jumat (15/6), di Jakarta. Sintesis antibiotika BPPT sudah mengkaji penerapan teknologi untuk memproduksi sintesis amoksisilin dari rangkaian produksi penisilin dan 6-APA. Amoksisilin tersebut sebagai obat generik turunan betalaktam. Menurut Kepala Program Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Bambang Srijanto, kelompok kerja pembuatan industri antibiotika sudah dirintis. Industri antibiotika secara teknik sudah dikuasai. Bambang Marwoto mengatakan, produk antibiotika terus berkembang. Amoksisilin dalam lima tahun ke depan kemungkinan mulai turun penggunaannya akibat resistensi bakteri terhadap obat tersebut. ”Pembangunan industri amoksisilin tetap bermanfaat sebagai model pengembangan industri antibiotika generasi berikutnya,” kata Bambang Marwoto. Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, pemerintah harus menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan, terutama obat esensial, seperti antibiotika