ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT DATANG DI RS. AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA, Alamat : Jl. Jend. M. Jusuf No. 57 A Makassar, Telepon : (0411)3617343,3620279,3620280, Fax : (0411)3613914. SEMOGA LEKAS SEMBUH

Deteksi Dini Kanker dengan Diagnostik Molekuler


Investor Daily, Sabtu, 16 Juni 2012

Mendeteksi penyakit kanker secara dini dapat menolong jiwa sang penderita. Namun yang banyak terjadi, pendeteksian kanker dilakukan setelah timbul benjolan selebar 1-4 cm. Kini tersedia metode diagnostik molekuler untuk mendeteksi dini kanker.

Jika suatu benjolan kanker dibiarkan membesar, misalnya sudah selebar 1-4 cm, dengan ukuran itu sel-sel kanker telah mencapai 1 miliar. Di sinilah pentingnya pendeteksian dini kanker, terlebih lagi sekarang tersedia beragam peralatan modern di dunia kedokteran guna mendukung penyembuhan pasien kanker.

Salah satu metode mutakhir pendeteksian dini penyakit kanker yang dikembangkan oleh Siloam Hospital Group, yaitu Diagnostik Molekuler di Molekuler Diagnostik Center (MDC) di MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta Pusat.

Pembina MDC Siloam Hospitals Prof Siti Boedina Kresno menjelaskan, metode diagnostik molekuler dilakukan dengan cara menegakkan diagnosis satu penyakit berdasarkan kelainan molekuler. Artinya, lanjut dia, sudah bukan lagi pada tingkat fisik, melainkan pada hal yang terkecil lagi, yaitu molekul. Ia menjelaskan, metode ini sudah banyak diterapkan di luar negeri, terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa. “Namun, untuk di Indonesia metode diagnostik molekuler ini masih tahap awal. Meskipun demikian, kita akan mengarah kepada hal ini dalam mendeteksi dini kanker,” ujar dia, di Jakarta, baru-baru ini.

Prof Siti menambahkan dengan diagnostik molekuler mampu mendiagnostik jauh sebelum seseorang menemukan benjolan yang dicurigai sebagai kanker. Untuk itu, lanjut dia, metode ini sangat cocok untuk mereka yang memiliki riwayat keluarga mengidap kanker untuk melakukan deteksi dini. Hal tersebut karena kanker memiliki sifat yang menurun. Ia mencontohkan diagnostik molekuler bisa dilakukan untuk memeriksa dan melihat potensi anak mempunyai kecenderungan mengidap kanker seperti sang orang tua.

“Diagnosa yang lebih tepat, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan yang lebih cepat dan tepat,” ujar Prof Siti.

Selain itu, ungkap Prof Siti, setiap orang yang tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga juga bisa melakukan diagnostik molekuler tersebut. Terutama, pada mereka yang masih berusia produktif. Mengingat pengidap kanker di Indonesia relatif lebih muda dibandingkan umumnya para pengidap kanker di negara-negara lainnya. Apabila di negara lain usia pengidap kanker rata-rata di atas 50 tahun, di Indonesia sudah ditemukan pengidap kanker berusia 30 tahunan.

“Tidak hanya itu, bagi mereka yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker pun bisa dideteksi apakah sel kanker tersebut berpotensi untuk tumbuh kembali di tubuh pada kemudian hari,” papar Prof Siti.

Lebih lanjut Prof Siti mengatakan, metode diagnostik molekuler juga dipakai untuk
menyembuhkan seseorang yang sudah dinyatakan menderita kanker. Bahkan, metode
tersebut dapat memberikan pengobatan dan penyembuhan yang tepat pada pasien. Sebab, metode ini mampu mendeteksi kanker secara personal. Pengobatan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari sang pasien. “Alhasil, penentuan dosis yang akan diterapkan oleh pasien tidak akan sama antara satu dan lainnya,” ujar dia.

Penyakit kanker termasuk salah satu pembunuh utama di dunia, sehingga kanker perlu penanganan secara serius. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, kanker menjadi salah satu penyebab kematian utama. Namun demikian, sekitar 40% kejadian kanker dapat dicegah jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Sejumlah jenis kanker mudah ditangani dan disembuhkan apabila ditemukan secara awal (stadium awal) dan secepatnya diobati.

Dua Teknologi Baru

MRCCC sebelumnya telah memperkenalkan dua teknologi terbaru pendeteksian kanker, yakni alat Positron Emission Tomography Computed Tomography (PET-CT) dan Linear Accelerator, berupa teknik rapid arc atau volumetric arc therapy.

Menurut Eko Purnomo, spesialis nuclear medicine MRCCC Siloam, PET CT dapat memberikan informasi secara komprehensif dan diagnosa tepat pada penyakit kanker tertentu, deteksi dini terhadap kambuhnya kanker, dan memonitor terapi. Keunggulan lain teknologi ini, visual (gambar) yang dihasilkan dapat menjelaskan seluruh sistem dan fungsi organ dalam tubuh. Sejauh ini PET-CT aman digunakan, bahkan hasil studi akan sama eksposur radiasinya dengan X-ray CT.

Spesialis radiation oncology MRCCC, Fielda Djuita, SpRad, menjelaskan, teknik mutakhir dengan pesawat Linear Accelerator yang mempunyai teknik rapid arc atau volumetric arc therapy. Keuntungan teknik ini, dosis yang diberikan lebih homogen, dapat dibentuk sesuai organ yang diradiasi, menghindari jaringan sehat sekitarnya dan waktu radiasi yang lebih singkat.

Bagi para penderita kanker stadium satu masih bisa disembuhkan dengan dua teknologi tersebut. Penyinaran dengan Linear Accelerator, lalu PET-CT untuk melihat apakah kanker sudah hilang atau belum. Tingkat akurasi pendeteksian dini kedua metode itu mencapai angka di atas 95%.

Kedua alat ini sangat canggih, dan sensitif sehingga lebih tepat, dan lebih cepat menemukan kanker, sehingga kanker bisa lebih cepat ditangani,” ujar Fielda.

Trik-Tips Blog Trick Blog