Bedah Laparoskopi: Minim Luka, Pasien Pulih Lebih Cepat

Kompas, Senin, 18 Juni 2012

Bedah dengan teknik laparoskopi, sering disebut bedah invasif minimal, lebih cepat memulihkan kesehatan pasien. Pasien tidak perlu perawatan lama. Dokter spesialis bedah, Barlian Sutedja, mengatakan, bedah laparoskopi dilakukan melalui akses 3-4 lubang berdiameter 2-5 milimeter di dinding perut. Adapun bedah terbuka yang sayatannya mencapai belasan sentimeter. Dalam bedah laparoskopi, dokter bekerja dengan bantuan alat bedah dan kamera yang dimasukkan ke rongga perut. ”Dengan teknik laparoskopi, pasien lebih cepat pulih. Sayatan hanya membentuk luka kecil sehingga rasa nyeri ringan, komplikasi lebih rendah, risiko infeksi lebih kecil, dan secara kosmetik lebih bagus,” kata Barlian Sutedja di sela persiapan live surgery pengangkatan batu empedu pasien yang merupakan bagian acara ”Recent Update of Minimally Invasive Management of Hepato Pancreato Biliary Diseases”. Acara itu diselenggarakan Perhimpunan Bedah Endo-Laparoskopik di RS Pluit Gading Jakarta, Sabtu (16/6). Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis bedah, Errawan Wiradisuria, mengatakan, masa rawat pasien di rumah sakit lebih pendek. ”Setelah pembedahan dengan laparoskopi, pasien biasanya hanya butuh perawatan di rumah sakit selama 3-4 hari. Adapun bedah dengan sayatan terbuka, perawatan di rumah sakit perlu 7 hari,” ujarnya. Errawan menambahkan, hampir semua tindakan bedah dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi, mulai dari tindakan bedah sederhana, seperti usus buntu, operasi batu empedu, pengangkatan tumor usus, pengangkatan tumor pada kelenjar getah perut, dan pembedahan bagi pasien obesitas.