ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT DATANG DI RS. AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA, Alamat : Jl. Jend. M. Jusuf No. 57 A Makassar, Telepon : (0411)3617343,3620279,3620280, Fax : (0411)3613914. SEMOGA LEKAS SEMBUH

Kekurangan Yodium: Hipotiroid Bawaan Perlu Ditapis

Kompas, Senin, 18 Juni 2012

Penapisan kekurangan hormon tiroid bawaan atau hipotiroid kongenital seharusnya menjadi tata laksana wajib pada bayi baru lahir. Jika terlambat dideteksi, hipotiroid bisa mengganggu perkembangan otak bayi.

Hal itu disampaikan Andi Nanis Marzuki dari Unit Kerja Koordinasi Endokrin Anak dan Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Jakarta Endocrine Meeting di Jakarta, Sabtu (16/6). Nanis mengatakan, penapisan sangat penting dilakukan karena gejala klinis hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir tidak terlihat jelas. Setelah bayi berumur 2-3 bulan, gejala terlihat. Saat itu, sudah terlambat menyelamatkan otak bayi.

”Gejala hipotiroid bawaan pada bayi adalah muka sembab, lidah sering keluar, banyak tidur, malas, dan jarang menangis. Orangtua kadang tidak sadar dan malah senang karena bayinya tenang dan tak rewel,” katanya.

Hormon tiroid sangat berperan dalam perkembangan otak anak. Pada bayi hipotiroid bawaan tubuh tidak memproduksi hormon tiroid.

Jika dari penapisan diketahui bayi mengalami hipotiroid, kata Nanis, bayi harus mengonsumsi obat seumur hidup. ”Obatnya murah. Jadi, tak ada alasan tidak melakukan terapi,” katanya.

Di Indonesia perbandingan kasus hipotiroid bawaan 1:2.916 kelahiran hidup. Tahun 2012, ada 901 kasus tercatat. Dari jumlah itu, hanya 1,4 persen yang bisa diselamatkan dengan penapisan.

Benny Santoso, dokter ahli endokrin metabolik dari Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteras Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, menuturkan, selain bawaan, hipotiroid juga dapat terjadi pada orang lanjut usia. Hipotiroid ini lambat terdeteksi karena gejalanya hampir sama dengan proses penuaan.

Fungsi utama kelenjar tiroid adalah mengumpulkan yodium dan mengubah menjadi hormon tiroid, yakni tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon berfungsi mengatur metabolisme, misalnya mengubah oksigen dan kalori menjadi energi.

Guru Besar Endokrinologi Universitas Padjadjaran, Johan S Masjhur, menambahkan, masyarakat perlu waspada jika terjadi benjolan di leher, terutama bila disertai dengan rasa nyeri saat menelan. ”Jika benjolan bersifat padat, keras, isinya bukan cairan, patut diwaspadai kanker tiroid,” kata Johan.

Trik-Tips Blog Trick Blog