ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT DATANG DI RS. AKADEMIS JAURY JUSUF PUTERA, Alamat : Jl. Jend. M. Jusuf No. 57 A Makassar, Telepon : (0411)3617343,3620279,3620280, Fax : (0411)3613914. SEMOGA LEKAS SEMBUH

Mengenali Gejala Dini Hepatitis B dan C



Sumber
 : 
Bisnis Indonesia, Minggu, 29 Juli 2012

Masih banyak di antara kita yang kurang paham mengenai seluk-beluk penyakit hepatitis, padahal bahaya penyakit ini selalu membuat kita bergidik. Ada baiknya jika kita mengenali gejala-gejalanya sedini mungkin.

Istilah hepatitis biasa dipakai untuk semua jenis peradangan atau pembengkakan hati (liver). Penyakit ini sering dialami masyarakat kita, bahkan selalu dihubungkan dengan kanker hati karena pada umumnya penderita kanker hati pernah terinfeksi hepatitis B atau C.

Penyakit yang juga populer dengan sebutan penyakit kuning ini ada dua tingkatan yakni akut dan kronis. Hepatitis akut biasanya menghinggapi penderitanya untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam beberapa minggu, tanpa efek berkelanjutan. Adapun, hepatitis kronis berlangsung lama dan kadang-kadang bisa seumur hidup.

Penyebab penyakit hepatitis bisa beragam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.

Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik (hepatitis B dan C), dan ada pula yang kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).Tak ayal, hepatitis B dan C merupakan salah satu penyakit yang paling serius dan berbahaya karena dapat berakibat fatal.

Faisal Heryono, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Dorys Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengatakan hingga kini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita dari virus hepatitis C. Namun, untuk hepatitis B bisa dicegah sejak dini dengan pemberian vaksin sebagai bagian program vaksinasi anak.


Lebih Berisiko

Hepatitis B tergolong penyakit menular yang paling berbahaya di dunia. Seseorang yang terpapar virus hepatitis B berisiko mengalami pengerutan hati (serosis) dan kanker hati. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, tetapi bagi mereka yang berusia produktif pada umumnya akan lebih berisiko terkena penyakit ini.

Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala dan mirip flu. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning, nyeri perut, dan ikterik (perubahan warna kuning pada tubuh).

Virus hepatitis B menular melalui hubungan seksual, injeksi intravena, transfusi darah, peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.

“Satu-satunya cara untuk mencegah hepatitis B hanya dengan vaksin. Penyakit ini mudah menular sehingga kalau ada anggota keluarga yang terkena virus hepatitis B, anggota keluarga yang lain harus segera divaksin,” ujarnya.

Bila hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan anti-phentermine without prescription HBs positif, jelasnya, berarti Anda pernah terinfeksi virus hepatitis B. Namun, virus tersebut sudah tidak ada lagi dalam darah Anda (HbsAg negatif).

Hal itu juga menunjukkan Anda sekarang sudah mempunyai kekebalan terhadap hepatitis B (anti-HBs positif), sehingga selama kadar antibodi anti HBs tinggi, maka Anda tidak perlu lagi divaksinasi.

Faisal mengungkapkan sekitar 90% kasus hepatitis B akan sembuh dengan sendirinya, tetapi pada 10% kasus lainnya, virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis. Bila hepatitis B menjadi kronik, sebagian penderitanya bisa mengalami sirosis atau kanker hati.

Ari Fachrial Syam, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengatakan baik hepatitis B maupun C akan sangat mudah dan paling cepat ditularkan melalui hubungan seksual.

“Hepatitis B bisa ditularkan melalui kontak langsung, makanan, keringat, ataupun air ludah, tetapi dalam waktu panjang. Yang paling cepat itu menular untuk hepatitis B dan C melalui hubungan seksual dan jarum suntik,” ujarnya.

Pencegahan hepatitis B, jelasnya, dapat dilakukan dengan pemberian vaksin hepatitis B sebanyak tiga kali. Pada bayi, pemberian vaksin pertama bisa dilakukan sejak baru lahir sampai dengan usia 2 bulan. Selanjutnya, pada usia 1-4 bulan dan terakhir pada usia 6-18 bulan.

Pada orang dewasa, vaksin ini diberikan tiga kali dalam 6 bulan, yakni pada bulan ke-0, 1, dan 6, atau pada bulan ke-0, 2, dan 4.


Hepatitis C

Adapun, virus hepatitis C menular terutama melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik obat-obatan, pembuatan tato, dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang sehat yang bisa menyebarkan virus ini tanpa disadari.

Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B, tetapi lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar kasus, virus hepatitis C terus bertahan di dalam tubuh sehingga menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker hati.

Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi dan infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Selanjutnya, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.

“Sampai sekarang ini belum ada vaksin untuk hepatitis C sehingga Anda harus berhati-hati agar tidak tertular hepatitis C. Yang rentan dan berisiko tertular hepatitis B dan C, adalah pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.”

Pemberian antivirus hepatitis C hanya bisa menekan virus, tetapi tidak bisa menghilangkannya sama sekali karena sampai saat ini virus itu tidak bisa dibunuh. Nah, segeralah kenali sedini mungkin penyakit ini.

Trik-Tips Blog Trick Blog