Batu empedu adalah batu yang berada di kandung empedu atau saluran empedu. Ada tiga jenis batu empedu:
- Batu campuran, yang terdiri dari campuran kolesterol dan pigmen empedu yang berasal dari pemecahan lemak. Batu jenis ini paling umum dan dapat berkembang secara bersamaan tetapi cenderung berukuran kecil-kecil.
- Batu kolesterol, terutama terdiri dari kolesterol. Batu jenis ini bisa mencapai diameter 1,25 cm sehingga cukup besar untuk memblokir saluran empedu. Jumlah batu kolesterol jarang mencapai lebih dari dua.
- Batu pigmen, terutama terdiri dari pigmen empedu. Batu pigmen hadir dalam jumlah besar tetapi ukurannya kecil-kecil. Kebanyakan terjadi karena penyakit.
Apakah Kandung Empedu? |
---|
Kandung
empedu terletak tepat di bawah hati dan berfungsi menyimpan empedu yang
diproduksi hati. Kandung empedu bisa menyimpan sekitar 0,4 liter
empedu. Hati menghasilkan sekitar satu liter empedu setiap hari. Empedu
adalah cairan hijau kekuningan (kadang-kadang kehitaman) yang
diperlukan untuk pencernaan makanan berlemak di usus kecil. Selain
mengandung air (95%), empedu juga mengandung kolesterol, garam empedu,
garam mineral dan pigmen. Ketika makanan masuk ke dalam duodenum (bagian pertama dari usus kecil), hormon duodenal diekskresikan. Hormon ini dialirkan darah ke kantong empedu dan menyebabkan dindingnya berkontraksi untuk mengeluarkan empedu. Empedu ini akan keluar melalui saluran empedu, melalui lubang sempit ke duodenum. Garam mineral pada empedu menetralisir keasaman makanan saat dicerna di usus. Asam empedu dan garam empedu memecah lemak, sehingga dapat diolah enzim pencernaan. |
Penyebab
Sebagaimana disebutkan di atas, kebanyakan batu empedu terbentuk dari kolesterol. Kolesterol
cair biasa hadir di kandung empedu dan saluran empedu dalam kondisi
normal. Namun, kolesterol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu
banyak kolesterol atau terlalu sendikit asam empedu. Hal itu
memungkinkan kolesterol mengkristal dan menggumpal menjadi batu empedu.
Gejala
Dalam
kebanyakan kasus, batu empedu tidak menimbulkan gejala. Bila
menimbulkan gejala, biasanya karena batu empedu menyumbat saluran empedu
sehingga menimbulkan apa yang disebut kolik bilier/kolik empedu.
Dalam kondisi tersebut, Anda akan merasakan nyeri hebat di perut bagian
kanan atas, yang mungkin menyebar hingga ke tulang belikat, bahu dan
dada. Rasa sakit biasanya disertai mual dan muntah. Gejala kolik bilier
mungkin berkurang dengan berjalan kaki atau membalik-balikkan tubuh
dengan posisi berbeda di tempat tidur. Rasa sakit bisa tiba-tiba
berhenti bila batu pecah atau kandung empedu terlalu lelah untuk terus
menekan.
Sumbatan kronis batu empedu dapat menimbulkan penyakit kuning.
Kelangkaan empedu untuk mencerna makanan menyebabkan gejala sakit perut
disertai kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan. Air seni dan
tinja berubah menjadi kecoklatan. Sendawa, mual, nyeri dan
ketidaknyamanan di perut bagian kanan atas terutama dirasakan setelah
mengonsumsi lemak dan sayuran tertentu seperti kubis, bayam, telur atau
cokelat.
Batu empedu meningkatkan risiko infeksi.
Bila itu terjadi, gejala khas infeksi berupa demam tinggi akan muncul,
yang mungkin disertai penyakit kuning. Infeksi dapat terjadi di kandung
empedu (kolesistitis), saluran empedu (kolangitis), darah (sepsis), atau
pankreas (pankreatitis).
Faktor risiko
Faktor risiko batu empedu dikenal dengan singkatan 4F, yaitu Forty, Female, Fat, Family.
Artinya, batu empedu lebih umum pada mereka yang berusia di atas 40
tahun, wanita, kegemukan dan punya riwayat keluarga terkena batu empedu.
- Usia lanjut. Batu empedu jarang sekali menyerang di usia 25 tahun ke bawah. Sekitar 30% lansia diperkirakan memiliki batu empedu, meskipun kebanyakan tidak menimbulkan gejala.
- Wanita. Wanita lebih banyak terkena batu empedu dibandingkan pria. Pada wanita insidennya sekitar 2 per 1000, dibandingkan hanya 0,6 per 1000 pada pria. Pada wanita hamil, kandung empedu menjadi lebih rendah dan batu empedu bisa berkembang. Hormon wanita dan penggunaan pil KB juga diduga ikut berperan.
- Obesitas. Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang kuat untuk batu empedu, terutama di kalangan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan memiliki BMI lebih dari 32 memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengembangkan batu empedu dibandingkan yang memiliki BMI antara 24 s.d. 25. Risiko meningkat tujuh kali lipat pada wanita dengan BMI lebih dari 45.
- Genetik. Bila keluarga inti Anda (orangtua, saudara dan anak-anak) memiliki batu empedu, Anda berpeluang 1½ kali lebih mungkin untuk mendapatkan batu empedu.
Diagnosis
Kebanyakan batu empedu ditemukan secara kebetulan dengan USG perut atau pemeriksaan sinar-X. Mereka disebut “batu diam” (silent stones) yang tidak menunjukkan gejala.
Penanganan
- Obat-obatan. Selain untuk memerangi kolik akut dan rasa nyeri, obat-obatan juga dapat digunakan untuk memecah batu empedu. Pengobatan memerlukan setidaknya 6 sampai 12 bulan dan berhasil melarutkan batu pada 40-80% kasus. Penggunaan obat direkomendasikan bila gejala ringan dan batu-batunya kecil atau operasi dinilai terlalu berisiko.
- Pembedahan. Pasien dengan batu empedu yang sangat mengganggu mungkin harus menjalani operasi untuk mengangkat kandung empedunya. Pembedahan bisa dilakukan secara terbuka (kolistektomi terbuka) atau tertutup (kolistektomi laparoskopik). Bedah terbuka adalah cara klasik untuk mengangkat kandung empedu. Prosedur ini membutuhkan insisi perut dan pasien harus dirawat di rumah sakit selama lima sampai tujuh hari. Kolistektomi laparoskopik adalah prosedur baru di mana kandung empedu diambil dengan selang berlampu(disebut laparoskop) melalui insisi kecil di perut. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat ke monitor televisi. Dengan bedah ini, pasien meninggalkan rumah sakit lebih cepat.
Tips untuk Anda
- Jika Anda telah memiliki batu empedu, Anda perlu membatasi makanan berlemak dan memperbanyak makanan berserat, karena serat dapat mencegah pembentukan batu empedu lebih lanjut.
- Bila Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan secara bertahap sangat penting untuk mencegah dan meminimalkan keluhan batu empedu.
- Tidak mengudap sebelum tidur. Makanan kecil sebelum tidur dapat menaikkan garam empedu dalam kandung empedu.
- Membiasakan minum kopi dan makan kacang-kacangan. Selain berbagai manfaat lainnya, ada beberapa bukti bahwa kopi bisa mengurangi risiko mengembangkan batu empedu, setidaknya pada orang berusia 40 hingga 75 tahun. Dalam sebuah studi pengamatan yang melacak sekitar 46.000 dokter laki-laki selama 10 tahun, mereka yang minum dua sampai tiga cangkir kopi berkafein setiap hari mengurangi risiko pengembangan batu empedu sampai 40%. Dalam studi lain, konsumsi kacang tanah atau kacang-kacangan lainnya juga berhubungan dengan risiko yang lebih rendah untuk kolesistektomi. (American Journal of Clinical Nutrition vol 80, no. 1, hal 76-81).